CASE
STUDY
Gambar Saja Tidak Cukup Untuk Anak
Memahami Text Lisan
(Novalisa Indreswari, S.Pd)
Pada hari Senin jam 1 dan 2 saya
harus mengajar kelas VIIID. Perangkat mengajar dan media pembelajaran sudah
saya siapkan. Ketika bel masuk berbunyi, saya menuju kelas tersebut. Siswa –
siswi kelas VIIID adalah siswa-siswi terbaik. Oleh karena itu, ketika saya
masuk mereka sudah siap di kelas untuk menerima pelajaran.
Sebelum kelas dimulai, kami berdoa
bersama berharap mudah-mudahan apa yang dipelajari bisa diserap dengan baik.
Sebagai apersepsi, saya menanyakan keadaan mereka kemudian saya memberitahu KD
yang akan dipelajari. Kebetulan hari itu saya akan menyampaikan KD tentang
‘descriptive text’ dengan tema ‘animals’.
Sebagai brainstorming, saya member
pertanyaan tentang hewan favorit mereka beserta alasannya. Jawaban mereka
bervariasi, ada yang menyukai ayam karena telurnya enak dimakan, ada yang suka
kucing karena lucu, dan ada pula yang suka burung merak karena indah. Dalam
kegiatan ini hampir seluruh siswa terlihat aktif. Kemudian saya menunjukkan
beberapa gambar hewan yang telah saya siapkan. Dalam kegiatan ini, siswa
mendengarkan deskripsi hewan yang terdapat pada gambar satu per satu. Ada 6
gambar hewan yang saya deskripsikan
yaitu harimau, merak, kambing, bebek, kucing, dan anjing.
Ketika saya menunjukkan gambar
harimau saya mendeskripsikan sebagai berikut; “Tiger is a wild animal but we can see them in the zoo. Tiger’s body is
like cat but it is bigger. They have strong legs with sharp claws. They have
yellow fur with black strips. They also have sharp and strong fangs. They use
them to tear meat.”
Setelah saya membacakan deskripsi
hewan pada gambar, saya member bebrapa pertanyaan kepada siswa. Saya member 20
menit kepada siswa untuk menjawab 15 pertanyaan yang berhubungan dengan teks
yang telah saya baca. Sambil menunggu siswa mengerjakan soal, saya berjalan –
jalan sambil mengamati pekerjaan siswa satu per satu. Setelah saya amati semua,
saya agak kecewa karena hampir sebagian siswa tidak bisa menjawab pertanyaan.
Padahal saya sudah menunjukkan gambar sebagai alat bantu meraka dalam memahami
isi bacaan. Saya bingung kira – kira apa yang menyebabkan mereka kurang
memahami teks lisan tersebut. Saya bertanya – tanya dalam hati apa mungkin suara
saya kurang keras, atau saya terlalu cepat membacanya atau gambarnya kurang
besar.
Kemudian saya menanyakan kepada
beberapa siswa mengapa tidak memahami isi bacaan. Ternyata mereka tidak
memahami kosakatanya. Banyak kata yang masih asing menurut mereka. Memang saya
belum memberitahu mereka tentang kosakata yang terkait dengan hewan terutama
bagian – bagian tubuh hewan. Saya pikir dengan adanya gambar, saya tidak perlu
memberitahu mereka. Saya pikir mereka mampu menebak arti kata dalam bacaan
lisan dengan gambar sebagai alat bantu.
Akhirnya 20 menit sebelum pelajaran
selesai, saya meminta anak-anak mendengar penjelasan saya. Kemudian saya menunjukkan gambar kembalisambil memberitahu
kosakata terkait dengan hewan. Misalnya, untuk harimau, ada kata fang, saya menunjuk gambar taring
harimau, beak saya menunjuk gambar
paruh burung merak atau horn saya
menunjuk tanduk kambing dan seterusnya.
Setelah mereka paham, saya meminta
mereka melanjutkan pekerjaan mereka sampai jam pelajaran selesai. Kemudian saya
melihat hasil pekerjaan siswa sekilas, Alhamdulillah hampir semua siswa bisa
mengerjakan tapi memang masih ada beberapa yang masih salah mengerjakan soal.
REFLEKSI
-
Di awal pelajaran saya kira saya bisa
mengandalkan media gambar untuk anak-anak agar mereka bisa memahami teks lisan.
Tapi ternyata penjelasan guru secara detail tetap mutlak diperlukan dalam
proses belajar mengajar.
-
Haruskah saya tindak lanjuti gambar
sebagai media untuk pengajaran teks deskriptif lisan?
Betfred | Horse Racing | Mapyro
BalasHapusWelcome to Horse 출장마사지 Racing ecm titanium Betfred, home of the best online horse titanium cup racing odds! Our sportsbook brings titanium chainmail you the best odds and offers for your bet ceramic vs titanium flat iron on your favourite horse